Puisi Lomba LSiS Medialis

Hujan Sore di Selasar Gedung C
(Syifa Fauzia H.P.)

Angin menepis mata saat hujan menjebakku mengkawal sore di selasar Gedung C
Ketika saat itu kurasa keadaan detik ini adalah pertanyaan retorika
Aku ingat setiap milisekon dan aku ingat botol minum biru yang menempel di tas kirimu
Duduk di ujung menatap hujan atau sekadar bercengkerama dengan para kolegamu
Konsolidasi perasaan, mataku terbius angin sore  mengintervensi penglihatan untuk fokus pada korsa hitammu

Seketika otak mematikan saklar lampu melupakan semua aturan Chauvenet atau Deret Taylor
Ketika fokus kamera jatuh pada kamu yang tiba-tiba saja terkikih manis di ujung koridor
Dan seketika kesejukan udara hujan menusuk sampai sanubari, kamukah hujanku?
Lalu saat itu lampu Gedung C menyala,
senyummu semakin terasa

Hujan berhenti atau kamu tetap duduk menatapnya, kata logika matematika
Namun rintikan berhenti saat kolegamu mengajak untuk beranjak meninggalkan kursi hitam
Saklar otak kembali menyala dan dinamika Chauvenet atau Deret Taylor kembali terbangun
Detik kritis baru saja berakhir saat hujan meninggalkanku
Baik hujan di selasar Gedung C atau hujan yang anginnya menyejukkan udara hati, senyummu

Hari ini begitu indah, meski kamu harus beranjak
Karena hujan si selasar Gedung C telah berhenti
Karena kamu memiliki kewajiban untuk kembali meniti masa depan nanti
Lalu kamu pergi berjalan melewati aku yang sedang menanti detik ini
Dan tiba-tiba kembali melemparkan senyum pada diriku yang terbius hujan karenamu

Aku akan selalu menunggu hujan
Dengan rintikan yang suaranya mengatur irama hati
Mengobati kegersangan
Selama hujan di selasar Gedung C akan menyejukkan udara MIPA
Selama hujan karena senyummmu menyejukkan udara hati dan mata

Comments

Popular posts from this blog

Professor Muda dan Pakar Teknologi Nano di AS, Asal Indonesia

Sejarah Layout: Dari Zaman Batu Hingga Zaman Internet

ARTIKEL ILMIAH POPULER