Posts

Showing posts from March, 2012

Pemuda Galau Penggerak Pembaharuan

              Galau, sebuah kata yang sering menjadi trending topic di berbagai jejaring sosial. Sebuah kata ganti yang kini booming di kalangan anak muda. Galau pada dasarnya bermakna khawatir atau rasa tidak tenang. Namun seiring berubahnya pergaulan, galau sering diartikan sebagai keadaan yang tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan. You know and can feel it, galau......          Apa galau hanya dirasakan anak muda jaman sekarang? I don’t think like that. Banyak para pengubah bangsa yang memulai pergerakannya dari rasa galau. Dapat diambil contoh Bapak Proklamator kita, Ir. Soekarno. Beliau pada masa muda dulu terserang rasa galau karena melihat betapa sengsaranya rakyat Indonesia. Pak Karno muda galau dan tergerak untuk berjuang membela bangsanya. Gebrakannya menumpas kolonial telah diakui dunia sebagai perjuangan heroik, perjuangan dari seorang pemuda galau.              Tak ketinggalan teman seperjuangan Pak Karno, Bung Hatta, yang tetap teguh membela Merah Putih hingga tetes d

Balada ex-Member Junsai : Tira Punya Cerita

Assalammu'alaikum wr wb :D Halo semuaaa.... Perkenalkan (buat yang belum kenal aja), nama saya Estira Woro Astrini. Biasanya dipanggil Tira (normalnya) alias BuTir (oleh teman sekelas) alias Jeng Tir (oleh teman sekelas) alias Mbak Iya (oleh meine brader, mutter, und vater) alias Tante (oleh Peppy) alias Tirut (oleh seseorang di masa SMA ku #halahh). Asalnya dari Duri Riau (rumahnya), tapi aslinya blasteran Temanggung (Bapak) + Majalengka (Ibuk). Sekarang sedang menempuh pendidikan S1 di Jurusan Matematika program studi Statistika angkatan 2009 (doakan cepet lulus yaaa). Oke,, tanpa memperpanjang muqadimmah, langsung saja ya... Dulu itu, masuk LSiS....kenapa ya? (berpikir keras) Oya, pengen ikut2an riset gituu. Awalnya kan ikut SIC 1 dlu itu. Pemandunya itu mbak Risma yang cantik dan baiiiiik hati (I miss u mb'). Trus waktu milih2 departemen, mana ada memiilih Junsai, waktu itu ingetnya milih riset bro. Lha, jebol e malah Junsai. Lalu, kenyataan pahit itu kuterima dengan