[Esay] Aku Ada untuk Masa Depan LSiS

      Bagiku, LSiS bukan hanya sebuah organisasi. Saat mendengar kata LSiS, terbayang keluarga dalam pikiranku. Awalnya, aku hanya menganggap LSiS sama seperti organisasi yang bergerak dibidang ilmiah. Berkutat dengan buku atau eksperimen, membosankan. Ya, karena sudut pandang seperti itu lah yang aku dapatkan saat SMA. Pada awal masuk kuliah, tidak terbersit keinginan untuk bergabung dengan LSiS. Tetapi, saat mengikuti PASCAL, aku melihat ada yang berbeda, unik, dan menarik. Hal dasar itulah yang membuatku untuk bergabung dengan LSiS, dan tetap mempertahankan LSiS hingga saat ini.

    Mempertahankan? Are you sure? Aku merasa LSiS adalah keluargaku di Yogyakarta, kota perantauanku. Aku dapat merasakan pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga di sini. Kakak angkatan yang berada di LSiS, sangat inspiratif, baik, ramah, dan care ke angkatan di bawahnya. Aku tidak pernah merasa ada senioritas di dalam tubuh LSiS. Berada di LSiS, membuka pikiranku tentang pentingnya bersikap KPK. Mengembangkan sikap KPK. Ya.. dari LSiS aku belajar.

      Aku sadari. Aku belum mengembangkan potensi KPK dalam diriku. Aku masih dalam tahap belajar, mengamati, meniru. Terbersit rasa iri dalam diriku. Melihat teman-teman seperjuangan, maupun kakak angkatan yang sanggup berprestasi (dengan bidangnya) dan mengharumkan nama LSiS bahkan UGM. Apa yang ada dalam diriku? Prestasi apa yang bisa aku berikan? Bahkan aku merasa iri dengan seekor lebah. Hewan kecil penghasil madu tersebut, adalah salah satu hewan yang menerapkan prinsip KPK dalam hidupnya. Bahkan (mungkin) aku kalah dari lebah!

      LSiS memberiku kesempatan untuk bisa lebih berkarya. Dengan mengembangkan potensiku. Dengan lima departemen, dan dua biro yang (menurutku) bisa untuk menampung dan mengembangkan potensi dari tiap kader. Dan aku memilih LASKAR JUNSAI sebagai tambatan hati. Apa lebihnya diriku di antara yang lain?  Setiap kader memiliki keunikan dan prestasi masing-masing. Kesempatan selalu mereka raih dengan gigih. Dan tentu saja aku tidak mau kalah. Terima kasih, untuk LSiS yang telah mempercayaiku untuk bisa mengikuti English Debate Competition UNDIP Science Fair 2013. Actually, it’s just one step closer to be the winner. Thanks for give me the chance.
   
     Mungkin, aku bukan yang terbaik di LSiS. Tetapi aku selalu berusaha semampuku. Agar aku bsia menjadi seseorang yang menerapkan system KPK dalam diri. Melalui dan bersama LSiS. Di antara beberapa organisasi yang pernah aku ikuti. Hanya LSiS yang membuat hatiku merasa nyaman, bebas, dan menjadi diri sendiri. Dari LSiS, aku bisa sedikit demi sedikit mengembangkan kemampuan menulisku. Walaupun, aku hingga detik ini, masih belum mem-publish karya. Aku akan tetap mempertahankan LSiS, meskipun nantinya waktu juga yang akan membuat langkahku di LSiS terhenti. Mungkin nanti, aku hanya akan menjadi bagian kecil, dari semut-semut yang bekerja dengan gigih. Tetapi aku akan tetap bersama. Forever.

       Masa depan LSiS terpisah dari masa depanku. Tetapi masa depanku, dapat aku tentukan dengan tetap berada di LSiS. Karena LSiS adalah bagian dari masa depanku. Ada beberapa rencana yang akan aku lakukan pada awal tahun 2014. Memulai kontribusi. Melihat renstra LSiS tahun 2014 “Prestasi internasional”. Aku akan mencoba melakukan dan mengembangkan kemampuanku dalam menulis. Agar di masa depan nanti. Aku akan menjadi salah satu orang yang memberikan kontribusi prestasi untuk LSiS. Aku percaya, bahwa suatu saat nanti kita akan menuliskan sejarah hidup kita  untuk dikenang, atau dirobek dan dilupakan. Dan mengutip salah satu kata mutiara “Jadilah seorang penulis, atau menjadi orang yang dituliskan dalam sejarah”. Aku akan memulai kontribusiku, untuk keluarga, LSiS, dan UGM dimulai dari menulis.

Penulis : Af_Ratri13

Comments

Popular posts from this blog

Professor Muda dan Pakar Teknologi Nano di AS, Asal Indonesia

Sejarah Layout: Dari Zaman Batu Hingga Zaman Internet

ARTIKEL ILMIAH POPULER