Don’t be Annoying Person
Media sosial (medsos), siapa sih yang nggak kenal
dengan istilah tersebut. Medsos, sosmed,
atau sering disebut dumay alias dunia maya adalah salah satu “dunia” yang
memiliki populasi yang luar biasa besar. Medsos merupakan dunia virtual yang
memungkinkan kita untuk saling berbagi, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan
seluruh manusia di muka bumi ini kapan pun dan di mana pun kita mau. Hampir
semua manusia di belahan bumi ini memiliki akun media sosial, mulai dari sang
sesepuh friendster, facebook, twitter, google+, path, instagram, line, WA, dan
lain sebagainya. Sebenarnya apa sih gunanya medsos itu? Haruskah kita memiliki
akun medsos?
Menurut
hemat penulis, ya, kita memang perlu memiliki medsos. Kenapa? Ada banyak
manfaat yang medsos tawarkan untuk kehidupan kita di dunia nyata. Seperti yang
telah diungkapkan di awal, dengan adanya medsos kita bisa berbagi informasi dan
berinteraksi dengan seluruh orang di bumi ini secara praktis, cepat, dan
atraktif. Dengan catatan ada koneksi internet tentunya. Haha…
Selain
itu, banyak fitur-fitur di medsos yang bisa kita manfaatkan. Misalnya, suatu
perkumpulan/komunitas/organisasi dapat membuat grup di facebook, line, atau WA
untuk memudahkan koordinasi di antara mereka, entah untuk membahas suatu
kepentingan atau sekedar memberi kabar. Di medsos, para pemilik usaha dan event
dapat mengiklankan produk dan event mereka. Tentu saja ini akan menghemat biaya
dan menjaring masa lebih banyak daripada publikasi secara offline. Kita juga bisa saling berbagi ilmu melalui forum-forum
yang ada di media sosial. Update status, pasang twit, post foto di IG, adalah
beberapa contoh orang-orang yang menggunakan medsos sebagai sarana untuk
eksistensi mereka.
Ada
beberapa tipe orang di media sosial. Penulis akan fokus pada dua medsos ternama
yakni facebook dan twitter. Pertama, akan
dijumpai orang dengan tipe always on
yaitu orang yang tiap hari tiap jam bahkan tiap menit selalu update status. Mau makan, mau mandi, mau
nafas semuanya diupdate. Kucing
tetangga kawin, cicak kepleset, semuanya diposting. Serasa apa yang dia lihat
dan yang dia lakukan penting untuk diketahui khalayak. Kedua, tipe penggalau
sejati, updatenya nggak sering-sering
sih tapi sekali update isinya
curhaaaaat terus. Di-PHP-in lah, diputus pacar, diselingkuhin, nggak bisa
ngerjain ulangan, kecemplung di got, sampai nggak dibeliin permen aja curhatnya
ngenes banget. Seolah-olah kalo dia orang paling sengsara di dunia ini.
Ketiga,
tipe yang suka pamer-pamer misal “lagi ke Paris nih”, “nyuci lamborgini gua
dulu ah”, “abis nraktir temen steak 10 porsi”, dan lain-lain. Parahnya ada juga
yang pamer terkait ibadah. “Shalat tahajjud dulu ah”, “Alhamdulillah udah sedekah di masjid”, “lapeer gara-gara puasa”.
Untung nggak ada yang update “lagi
shalat dhuha, baru rakaat dua, udah mau sujud sih.” Astaghfirullah... Keempat, adalah tipe yang akhir-akhir ini penulis
jumpai. Tipe perusuh dan tukang adu domba. Penulis bergabung dalam grup
“Diskusi Politik Indonesia”, niatnya sih pengen diskusi dan nyari ilmu soal
politik di negara ini. Eh, tapi malah dibuat geram gara-gara ada dua kubu yang
saling berantem dan tebar fitnah. You
know lah, para pendukung setia Jokowow dan Prabowow yang tiap hari
kerjaannya ngejatuhin satu sama lain, maki-makian nggak jelas. Padahal yang
dibela juga kalem-kalem aja tuh. Ah, jadi frustrasi -_- Well, itu terjadi saat
masa-masa kampanye dulu sih, tapi sepertinya sekarang masih ada, udah jarang
buka grup itu, hehe.
Kelima,
tipe abstrak yang tiap bikin status nggak jelas apa maksudnya, entah cuma kata
“Diam”, “Roti”, “Hmmm”, atau bahkan cuma tanda tanya “?”. Misterius lah
pokoknya! Kelihatannya sih innocent
tak berdosa gitu, tapi tetap saja bisa menimbulkan ketidaknyamanan dengan
statusnya yang bikin kening berkerut itu. Ini anak maksudnya apa???
Memang
terkait hal-hal sepele seperti itu tergantung bagaimana tiap individu
menyikapi. Apakah mau dibawa nyantai atau mau di bawa ke mana (eh malah
nyanyi). Namun, senyantai-nyantainya kita, sebaik-baiknya kita, kalo tiap hari
di timeline dipenuhin sama postingan
dan tweet-tweet semacam itu
sepertinya akan membuat jengkel juga. Apalagi kalo kita niatnya mau cari informasi
di grup tapi informasi itu tenggelem sama postingan atau komentar nggak jelas.
Maunya refreshing di facebook atau
twitter malah nemunya orang-orang lagi berantem ngeluarin sumpah serapah. That’s so annoying, isn’t?
Dunia
maya sama halnya seperti dunia nyata. Memang peraturan di dunia maya tidak
seketat di dunia nyata. Namun bukan itu masalahnya. Sebebas-bebasnya kita bisa
berekspresi tetap saja harus menjaga etika dan hak-hak orang lain. Analoginya
adalah kita boleh mandi kapan pun di mana pun kita mau. Tapi enggak di kolam
depan RS Sardjito juga kan?
Etika
adalah sikap yang harus selalu kita junjung tinggi di mana pun itu. Entah di
dunia maya atau dunia nyata. Ingatkah dengan kasus Prita? Ia dituntut karena
pencemaran nama baik sebuah rumah sakit, meskipun Prita hanya mencoba
menumpahkan keresahan hatinya. Si Arsad yang hampir dipenjara karena
menjelek-jelekan Jokowi. Atau Dijah Yellow yang banyak dibully karena
komentarnya yang pedas terhadap orang lain. Atau bahkan pengacara sekelas
Farhat Abbas yang dibenci orang-orang karena tweet-nya yang sering menimbulkan kontroversi.
“Akun-akun
gue, terserah gue lah mau ngapain!” Iya, iyaa, penulis tau itu kok T.T Memang hak kita untuk menggunakan akun medsos
sesuka kita, itu Hak Asasi kita bro.
Tapi ingat, hak asasi kita juga dibatasi oleh hak asasi orang lain. Nggak lucu
kan kalo akun kita diblokir gara-gara spamming
tiap hari. Atau malah mencak-mencak karena akunnya di blokir? Aduh!
Nah,
terus gimana nih cara bersikap yang baik di media sosial? Update status seperlunya aja. Boleh kok curhat, tapi jangan
terkesan ngeluh, orang-orang justru nggak akan simpati kalo kita ngenes gitu.
Boleh kok berbagi kebahagiaan (juara lomba makan krupuk misal) tapi jangan
pamer juga. Siapa sih yang suka sama orang yang pamer? Boleh kok bikin
postingan yang isinya mendukung suatu pihak, tapi nggak usah yang mengandung
SARA dan provokasi. Kita bisa eksis tanpa ngejatuhin lawan bro! J
Media
sosial sangatlah besar manfaatnya untuk kita. Pergunakan itu dengan baik-baik.
Nggak mau ‘kan kalo di dunia nyata kita dibenci orang-orang karena sikap kita
yang buruk di media sosial? Yuk mari mulai sekarang, gunakan media sosial
dengan bijak dan beretika. Karena etika kita mencerminkan kecerdasan dan
kedewasaan kita. Selamat berdunia maya! :D
KYA (nap)
Comments
Post a Comment