[ Sepenggal Kisah]
Maka nikmat
Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Qs. Ar Rahman : 13) sepenggal ayat
yang senantiasa menunjukkan betapa luasnya nikmat yang Allah berikan, hingga
manusia ditanya di sisi manakah semua ini yang bukan merupakan nikmat yang Allah
berikan? So, sudah bersyukurkah kita hari ini?
Ada
sepenggal kisah. Di mana ada seorang anak yang sekarang sedang di tempat yang
jauh dari orang tuanya. Ia sedang menuntut ilmu di negeri sakura. Suatu hari ia
ingin membeli makan malam. Namun ia merasa kalau apa yang biasa makan itu sudah
terlalu sering baginya. Hari ini A, besok B, hari kemudian C, tapi begitu hari
berikutnya sudah mengulang lagi menunya. Dia bukanlah tipe orang yang tertarik
dengan makanan yang “aneh-aneh”. Mungkin karena kondisi dompetnya yang hanya
bersahabat dengan harga sederet makanan itu juga. Lidahnya juga sudah terbiasa
dengan makanan tersebut.
Akhirnya ia
memutuskan kembali ke asramanya untuk memasak nasi. Saat itu tak ada lauk
apapun, hanya ada serbuk warna putih di atas meja makannya. Ia mulai mencoba
mengambilnya. “sewaktu kecil, ini adalah menu yang sangat nikmat bagiku,
setelah sekian lama aku makan makanan yang bermacam-macam, masih mau kah
lidahku menerima rasa ini?” ia teringat kehidupannya dimasa lalu. “ dulu aku
sering merasa bosan dengan menu yang dibuatkan ibu. Pagi sarapan masakan ibu,
siang di sekolah bawa bekal masakan ibu yang sama dengan sarapan. Sore sampai
rumah, makan masih dengan lauk yang sama. Dulu aku berfikir “ enak ya kalau
punya uang bisa beli makan ini itu tiap mau makan ganti menu”. Tapi sekarang
aku merasakannya sendiri. Sekalipun kita bisa memilih berbagai menu yang ada di
luar sana, ternyata rasa bosan itu tetap ada.
Kini ia
sadar, betapa nikmatnya masakan ibunya. Saat tak ada lauk apapun, serbuk putih
yang dulu sering jadi teman makannya masih terasa nikmat di lidahnya hingga
sekarang. “betapa tidak bersyukurnya aku selama ini, sering mengeluh kepada ibu
yang sudah masak susah-susah untuk aku dan keluarga. Walau hanya dengan menu
yang seadanya dan hampir tiap hari dengan menu yang sama”, ia masih bergumam
dalam hati. Dan tak terasa, suap demi suap nasi di piringnya telah berpindah ke perutnya. “ ketika aku makan, semahal apapun makanan itu, akan sama
muaranya dengan lauk yang hanya serbuk putih ini”, pikirnya.
So, sudah
makan apakah kita hari ini? Sudah bersyukurkah dengan apa yang sudah bisa kita makan hari ini?
Makanan itu
bagian dari rizki dan secuil bagaian dari nikmat yang Allah berikan untuk
manusia. Tak ada yang tak nikmat segala apa yang Allah turunkan untuk
hamba-Nya. Sebagai makhluk yang penuh dengan limpahan nikmat-Nya, tak ada
alasan bagi manusia untuk tidak bersyukur kepada-Nya.
Alhamdulillah J
#Cerita di atas hanyalah fiktif belaka J
Comments
Post a Comment