Makna Sebuah Tulisan
Menulis, itu Keyakinan
Mengimani sebuah doa paling tajam dari ribuan diksi kata
Melafalkan Jelmaan hati yang kelut untuk lidah tuturkan
Metafsirkan bahasa – bahasa yang terlalu bisu diucapkan rasa
Tulisan itu adalah jiwa, rasa, dan orientasi sebuah Cinta
Diantara berjubelnya rasa, tergelantung dikelopak hati
Aku mencoba berontak, menendang nendang dinding hati dan mengambil frasa
Menganyam bilik bilik panca indra , kemudian menikmati kehangatan maknanya
Karena dengan mengulurkan tangan tangan sutra ini
Ada tembang tembang harapan yang mencoba menghiburmu
Tentang Impian, Tentang masa depan yang menghampiri dikhayalan malam
Lalu kuterbangkan tutur-tutur mulia ke dalam sangkar,yang dianyam dalam bingkai alinea..
Aku hanya mencoba menghidangkan beberapa potong baris kata
Dari sukma sebuah ilmu yang terpasung
Lalu sampai kapan kita terus terpaku dalam belenggu ?
Mari kita dobrak mitologi mitologi kolot yang dungu
Dengan doa paling tajam ini, mengadah ke langit dan menyapa asa kita disana
Selayaknya pertapa yang tak kenal masa, yang tak lenyap oleh senja
Created By : Siti Amalia
Edited By : Indra Wijanarko
Yogyakarta 23 Mei 2013
Mengimani sebuah doa paling tajam dari ribuan diksi kata
Melafalkan Jelmaan hati yang kelut untuk lidah tuturkan
Metafsirkan bahasa – bahasa yang terlalu bisu diucapkan rasa
Tulisan itu adalah jiwa, rasa, dan orientasi sebuah Cinta
Diantara berjubelnya rasa, tergelantung dikelopak hati
Aku mencoba berontak, menendang nendang dinding hati dan mengambil frasa
Menganyam bilik bilik panca indra , kemudian menikmati kehangatan maknanya
Karena dengan mengulurkan tangan tangan sutra ini
Ada tembang tembang harapan yang mencoba menghiburmu
Tentang Impian, Tentang masa depan yang menghampiri dikhayalan malam
Lalu kuterbangkan tutur-tutur mulia ke dalam sangkar,yang dianyam dalam bingkai alinea..
Aku hanya mencoba menghidangkan beberapa potong baris kata
Dari sukma sebuah ilmu yang terpasung
Lalu sampai kapan kita terus terpaku dalam belenggu ?
Mari kita dobrak mitologi mitologi kolot yang dungu
Dengan doa paling tajam ini, mengadah ke langit dan menyapa asa kita disana
Selayaknya pertapa yang tak kenal masa, yang tak lenyap oleh senja
Created By : Siti Amalia
Edited By : Indra Wijanarko
Yogyakarta 23 Mei 2013
Comments
Post a Comment