5 Dampak Baik, Berkuliah Jauh dari Orang Tua
Kuliah di Universitas yang cukup jauh dari daerah asal
kita, terkadang bisa memiliki dampak baik bagi kita. So, pada tulisan kali ini, saya akan memaparkan beberapa dampak baik berkuliah jauh dari daerah asal
kita. Namun, ini hanya merupakan opini
saya, sisanya balik lagi ke pribadi masing-masing, apakah setuju atau tidak.
Oke, let's read!
***
Ini sudah sangat jelas. Tiap daerah
memiliki ciri khas dalam berinteraksi satu dengan yang lainnya. Perubahan gaya
bahasa ini terkadang menjadi hal yang awalnya
susah untuk diatasi bagi para Mahasiswa baru tersebut. Gaya bahasa dari
daerah asal kita yang menurut kita sudah termasuk kategori sopan, namun bisa
jadi di lingkungan baru kita kuliah justru sebaliknya. Sebagai contoh, di Papua
dan Maluku memiliki gaya bahasa yang sangat cepat dan agak sedikit keras ketika
berbicara, sedangkan Jogja justru berbanding terbalik dengan kedua daerah
tersebut. Begitupun dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Tapi, justru
dengan adanya variasi gaya bahasa tersebut bisa semakin menambah wawasan kita
mengenai gaya bahasa berbagai daerah. Lumayan kan, kalau kita bisa menguasai
berbagai gaya bahasa, apalagi Negara kita ini terkenal dengan Negara yang
memiliki gaya bahasa yang sangat beragam.
2. Memperluas Jaringan
Jaringan yang saya maksud disini
adalah “teman-teman”. Ketika kita sudah berpindah dari satu daerah ke daerah
lain, tentunya akan semakin banyak mengenal orang-orang dari berbagai latar
belakang. Apalagi Jogja yang terkenal sebagai kota pelajar, yang setiap
tahunnya selalu menjadi daya tarik bagi calon Mahasiswa se-Indonesia. So,
perbanyaklah membentuk jaringan, karena hal tersebut juga sangat penting bagi
masa depan kita. Kok bisa? Nah, simplenya gini aja deh, ketika nanti kita lulus
kuliah, mau kerja, mau buat proyek, mau ini itu, sudah pasti kita membutuhkan
yang namanya “kenalan”. Contohnya mau kerja di perusahaan X maka akan lebih
muda apabila kita memiliki “kenalan” di perusahaan tersebut untuk mempermudah
segala urusan kita. Walaupun keterima atau tidaknya itu tergantung dari skill
yang kita punya, tapi paling tidak hal tersebut bisa sedikit membantu.
3. Semakin Mandiri dan Dewasa
Kalau yang satu ini kayaknya kalian
semua pasti sudah merasakan perubahannya, terutama untuk Mahasiswa yang sudah
memasuki semester 2 atau 3 (ini menurut pengamatan saya). Maybe, ketika semester 2 rerata masih manja, masih merasa nggak
betah jauh-jauh dari ortu, bahkan dikit-dikit nelpon ortu minta pulang (hayoo, jangan-jangan kalian juga
pernah?). Tetapi lepas dari itu semua, seiring berjalannya waktu, kita pasti
akan sadar juga. Kenapa bisa? Yaa, karena orangtua kita tidak mungkin menuruti
kemauan kita segampang itu. Lagian orangtua kita akan mempertimbangkan dari
segi biayanya. Rerata dari hasil pengamatan saya —yang rumahnya jauh— jadwal
pulkamnya adalah ketika libur panjang akhir semester (sedikit curcol juga nih,
haha). Secara tidak langsung, kita akan semakin dewasa dan mandiri. Istilahnya
kita berperan ganda, sebagai Ibu Rumah Tangga sekaligus Kepala Rumah Tangga.
4. Semakin dekat dengan Keluarga terutama Orangtua
Ada seseorang yang pernah mengatakan
kepada saya,
“ketika kita jauh dari ortu kita, kita menjadi jauh lebih akrab dengan mereka. Mungkin yang dulunya nggak curhat sama ortu, namun ketika jauh..jadi lebih sering curhat sama ortu begitupun sebaliknya. Mungkin yang dulunya nggak pernah bilang kangen sama ortu justru lebih sering bilang kangen sama ortu. Beberapa dari kita mungkin ada yang sukar untuk mengungkapkan rasa sayangnya kepada ortu, tapi dengan kita jauh dari ortu kita akan berusaha melakukan sesuatu yang bisa membuat mereka bangga, yaa dengan kuliah yang bener dan menjadi orang sukses. Orangtua kita nggak pernah menginginkan kita bakal ngasih mereka duit, tapi dengan melihat kita menjadi orang yang jauh lebih sukses dari mereka itu sudah menjadi kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Ingat duit yang sudah mereka keluarkan setiap bulannya untuk biaya kuliah dan biaya hidup kita dirantau? Apa masih mau bermain-main dan nggak serius kuliah?"
5. Homesick Hilang, Prestasi Jalan Terus
Mungkin kalian agak bingung dengan
maksudnya, hehe. Pasti kalian pernah mengalami yang namanya homesick alias
kangen rumah, kan? Nah, setiap orang punya caranya masing-masing dalam
mengatasi HS tersebut.
Itu adalah pendapat 2 orang anggota group IM’12 (Ikatan Mahasiswa 2012) di Facebook ketika saya sempat memposting pertanyaan seputar homesick. |
Dan itu adalah pendapat dari salah satu pengurus LSiS juga, ketika saya mengajukan pertanyaan yang sama (tapi di status FB).
|
Nah, inti dari semua pendapat
mereka itu adalah ketika kita homesick sebaiknya jangan dijadikan alasan untuk
tidak bersemangat dalam segala kegiatan. Salah satu caranya yaa dengan
perbanyak ikut kegiatan (berorganisasi) dan membaca buku. Homesick hilang, prestasi jalan terus.
Jangan sampai jauh dari orangtua lantas membuat kita jadi malas-malasan karena sudah tak ada lagi yang mengontrol kita secara langsung, sudah tak ada lagi yang mencari kita ketika pulang telat, kita bisa saja berbohong kepada orangtua tentang keadaan kita disini, tapi selalu ingat setiap butiran keringat yang telah keluar dari hasil kerja keras mereka demi masa depan kita. Saya jadi teringat sama kalimat yang selalu diucapkan salah seorang petinggi di daerahku, “Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?”. Do the best for better future ^_^
Written By: Nian Undayani Sarsa
Sangat menginspirasi, trimkasih artikelnya :)
ReplyDelete