Pemuda Galau Penggerak Pembaharuan
Galau, sebuah kata yang sering menjadi trending topic di berbagai jejaring sosial. Sebuah kata ganti yang kini booming di kalangan anak muda. Galau pada dasarnya bermakna khawatir atau rasa tidak tenang. Namun seiring berubahnya pergaulan, galau sering diartikan sebagai keadaan yang tidak sesuai dengan apa yang dipikirkan. You know and can feel it, galau......
Apa galau hanya dirasakan anak muda jaman sekarang? I don’t think like that. Banyak para pengubah bangsa yang memulai pergerakannya dari rasa galau. Dapat diambil contoh Bapak Proklamator kita, Ir. Soekarno. Beliau pada masa muda dulu terserang rasa galau karena melihat betapa sengsaranya rakyat Indonesia. Pak Karno muda galau dan tergerak untuk berjuang membela bangsanya. Gebrakannya menumpas kolonial telah diakui dunia sebagai perjuangan heroik, perjuangan dari seorang pemuda galau.
Tak ketinggalan teman seperjuangan Pak Karno, Bung Hatta, yang tetap teguh membela Merah Putih hingga tetes darah penghabisan. Mata Bung Hatta belia terbuka ketika mulai aktif di organisasi. Ceramah-ceramah yang sering didengarnya ditambah buku-buku politik membawa kegalauan di dirinya. Jiwa pejuangnya muncul untuk membebaskan rakyat dari siksa penjajah. Perjuangannya semakin membesar seiring munculnya pemuda-pemuda galau yang lain, seperti Bung Tomo, Soedirman, dan Soeharto.
Menyeberang ke negara adidaya kita dapatkan pemuda galau lainnya, Thomas Alva Edison. Edison pada masa mudanya selalu mendapatkan nilai buruk di sekolahnya. Maka dari itu, orang tuanya memutuskan untuk mengajari sendiri Edison di rumah. Mulai saat itu Edison kecil senang membaca-baca buku ilmiah yang perlahan membuka sisi jenius dari otaknya. Sejak usia 12 tahun Edison telah bekerja di berbagai tempat. Hal itu dilakukan sembari dia belajar akan sesuatu yang baru. Itu dibuktikan saat usianya 23 tahun, dia berhasil membuat mesin telegraf yang lebih baik. Selain itu, penemuannya tentang bola lampu telah mengubah dunia menjadi terang benderang. Edison, pemuda galau yang resah akan hebatnya ilmu pengetahuan.
Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras – Thomas Alva Edison
Yang tak akan kita lupakan adalah pemuda pengubah dunia yang satu ini, pemuda penggerak pembaharuan, Rasulullah Muhammad SAW. Muhammad bin Abdullah, sejak muda telah menjadi pribadi yang menawan. Terlahir di tengah masyarakat yang berada pada tingkat “kebodohan” penuh dengan kekerasan dan keterbelakangan, beliau selalu menjaga dirinya untuk berada di jalan Allah. Perniagaan yang beliau lakukan selalu berdasar asas kejujuran. Hingga menjelang usia 40 tahun, galau menyerang beliau. Masyarakat yang gemar melakukan kekerasan dan pertempuran membawa beliau sering menyepi di Gua Hira. Di gua itu, beliau mencari jalan keluar akan segala permasalahan itu. Pada akhirnya, malaikat Jibril datang membawa pencerahan melalui ayat yang dibawa.
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Al-Alaq 96 : 1-5)
Sejak saat itu, Muhammad mulai menyebarkan dakwahnya ke segala penjuru bumi. Dakwah yang membawa perubahan dari masa kegelapan ke arah kebaikan penuh rahmat. Perjuangan dengan hati yang buktikan hasil yang luar biasa. Hasil yang mendorong kita untuk mengikuti perjuangan beliau.
Galau, terbukti tak selalu buruk. Rasa ini dapat membawa perjuangan demi sebuah perubahan. Para pemuda galau jaman dulu tak akan diam begitu saja. Mereka akan bergerak untuk mengusir galau itu. Kita yang tentunya masih penuh dengan asa dan tenaga tak ada salahnya mengambil sedikit semangat galauers tadi, lalu kita terapkan di masa sekarang. Bergerak dan berjuang, contoh yang baik dari pemuda galau penggerak pembaharuan.
-fbi_1412-
-fbi_1412-
Comments
Post a Comment