Cerita Istana
Pagi ini di bawah kilauan mentari Yakin melangkah sekuat hati Kompeten, profesional, dan kontributif Itu melekat di diri Sebait kalimat itu yang sering terngiang di pikiranku. Entah kenapa, tapi rasanya sesuatu banget kalau kalimat-kalimat itu mengalun bersama nada yang dapat dikatakan tidak sumbang. Mungkin aku gila, atau mungkin aku kerasukan sesuatu. Ini semua tentang LSiS, semua hal yang membuatku mengerti arti dari “sahabat” dan “keluarga”. Maniak atau fanatik, entah apapun itu. Dapat juga dikatakan pengorbanan, jika kata itu pantas. Semua dimulai dari sebuah bangunan kecil itu. Sederhana namun bersahaja. Biasa disebut “sekre” atau istana bagi kami yang perlu peneduh. Tiap sudut yang dahulu munculkan kenangan untuk masa kini. Di meja paling selatan itu, tepatnya di bagian raknya. Entah berapa puluh atau berapa ratus makalah karya tulis hasil para laskar istana tersebut. Di rak buku utara, jajaran jendela dunia menatap para penghuni istana. Me